Ramai Petisi Tunda Masuk Sekolah Selama Covid-19, Mendikbud Diminta Belajar dari Negara Ini

Jakarta,  Stigma – Wacana dibukanya kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah pada tahun ajaran baru 2020 selama pandemi Covid-19 mendapat pertentangan para orangtua murid. Hal tersebut tertuang dalam sebuah petisi via laman change.org yang dibuat oleh seorang ibu bernama Hana Handoko.

Permohonan penundaan aktivitas di sekolah itu ditujukan kepada pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.

Dalam petisi tersebut, Hana menyebutkan agar Indonesia belajar dari pengalaman negara lain. Membuka kembali lingkungan sekolah di tengah pandemi Covid-19 ternyata terbukti tidak aman.

“Alangkah baik dan bijaksana, jika pemerintah, khususnya menteri pendidikan berpikir sebijaksana mungkin tentang dibukanya kembali tahun ajaran baru,” tulis petisi itu, Kamis (28/5/2020).

Hana juga menulis, penularan Covid-19 masih mengkhawatirkan para ibu meski sekolah dibuka dengan protokol New Normal.

Nadiem diminta mengambil pelajaran dari Perancis atau Finlandia, dimana setelah sekolah-sekolah dibuka, anak-anak banyak yang terpapar Covid-19.

“Dari dua kasus ini, besar harapan saya sebagai seorang ibu agar pemerintah menunda tahun ajaran baru atau setidaknya memperpanjang kegiatan belajar secara online dari rumah. Supaya anak-anak sebagai penerus bangsa tidak harus kehilangan nyawanya akibat hidup damai dengan Covid-19 dan juga meminimalkan kenaikan PDP dan OPD,” ungkapnya.

Hingga hari ini, Jumat (29/5/2020) pukul 10.20 WIB, petisi sudah ditandatangani oleh 70.590 orang dan masih akan bertambah.

Sebelumnya, Mendikbud sudah menegaskan bahwa tahun ajaran baru 2020 belum dipastikan dimulai pada bulan Juni. Hal itu disampaikan Nadiem saat melakukan rapat kerja virtual dengan Komisi X DPR RI, Jumat pekan lalu (22/5/2020).

“Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan statement apapun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di gugus tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar,” katanya.

Sebelumnya, Kemenko Perekonomian lewat kajian awal pemuihan ekonomi yang akan dilakukan secara bertahap menyebut bahwa kegiatan pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni 2020. Namun, dengan sistem shift sesuai jumlah kelas.

Menurut Nadiem, di tengah pandemi ini, keputusan kapan akan dimulai tahun ajaran baru bukan ada di tangannya.

“Keputusannya kapan, dengan format apa, dan seperti apa, dan karena ini faktor kesehatan, itu masih di gugus tugas,” ujar Nadiem. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *